(link) sehingga penggunaan jalur (link) menjadi lebih baik. Load balance Mikrotik Sebelumnya sudah pernah saya bahas pada artikel ini Load Balance / Load Balancing Mikrotik.
Selanjutnya pada artikel ini akan saya bahas tentang cara setting load balance mikrotik meggunakan metode PPC. Karena keterbatasan waktu dan peralatan, Tutorial Load Balance Mikrotik kali ini saya ambil dari web mikrotik.co.id sebagai berikut :
menggunakan loadbalance dua jalur koneksi , maka besar bandwidth yang
akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum
menggunakan loadbalance (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal
ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa loadbalance tidak akan menambah
besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi
trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara
seimbang.
loadbalancing tidak seperti rumus matematika 512 + 256 = 768, akan
tetapi 512 + 256 = 512 + 256, atau 512 + 256 = 256 + 256 + 256.
berikut :
1. Ether1 dan Ether2 terhubung pada ISP yang berbeda dengan besar
bandwdith yang berbeda. ISP1 sebesar 512kbps dan ISP2 sebesar 256kbps.
2. Kita akan menggunakan web-proxy internal dan menggunakan openDNS.
3. Mikrotik RouterOS anda menggunakan versi 4.5 karena fitur PCC
mulai dikenal pada versi 3.24.
anda, maka konfigurasi yang akan kita jabarkan disini harus anda
sesuaikan dengan konfigurasi untuk jaringan ditempat anda.
Konfigurasi Dasar
Berikut ini adalah Topologi Jaringan dan IP address yang akan kita gunakan
/ip address
add address=192.168.101.2/30 interface=ether1 add address=192.168.102.2/30 interface=ether2 add address=10.10.10.1/24 interface=wlan2 /ip dns
set allow-remote-requests=yes primary-dns=208.67.222.222 |
Untuk koneksi client, kita menggunakan koneksi wireless pada wlan2
dengan range IP client 10.10.10.2 s/d 10.10.10.254 netmask
255.255.255.0, dimana IP 10.10.10.1 yang dipasangkan pada wlan2
berfungsi sebagai gateway dan dns server dari client. Jika anda
menggunakan DNS dari salah satu isp anda, maka akan ada tambahan mangle
yang akan kami berikan tanda tebal
Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS sudah benar, kita harus memasangkan
default route ke masing-masing IP gateway ISP kita agar router
meneruskan semua trafik yang tidak terhubung padanya ke gateway
tersebut. Disini kita menggunakan fitur check-gateway berguna jika salah
satu gateway kita putus, maka koneksi akan dibelokkan ke gateway
lainnya.
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 distance=1
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 distance=2 |
Untuk pengaturan Access Point sehingga PC client dapat terhubung dengan
wireless kita, kita menggunakan perintah
/interface wireless
set wlan2 mode=ap-bridge band=2.4ghz-b/g ssid=Mikrotik disabled=no |
Agar pc client dapat melakukan koneksi ke internet, kita juga harus
merubah IP privat client ke IP publik yang ada di interface publik kita
yaitu ether1 dan ether2.
/ip firewall nat
add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1 add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether2 |
Sampai langkah ini, router dan pc client sudah dapat melakukan koneksi
internet. Lakukan ping baik dari router ataupun pc client ke internet.
Jika belum berhasil, cek sekali lagi konfigurasi anda.
Webproxy Internal
RB1100 mempunyai expansion slot (USB, MicroSD, CompactFlash) untuk
storage tambahan. Pada contoh berikut, kita akan menggunakan usb
flashdisk yang dipasangkan pada slot USB. Untuk pertama kali pemasangan,
storage tambahan ini akan terbaca statusnya invalid di /system store.
Agar dapat digunakan sebagai media penyimpan cache, maka storage harus
diformat dahulu dan diaktifkan Nantinya kita tinggal mengaktifkan
webproxy dan set cache-on-disk=yes untuk menggunakan media storage kita.
Jangan lupa untuk membelokkan trafik HTTP (tcp port 80) kedalam
webproxy kita.
/store disk format-drive usb1
/store add disk=usb1 name=cache-usb type=web-proxy activate cache-usb /ip proxy set cache-on-disk=yes enabled=yes max-cache-size=200000KiB port=8080 /ip firewall nat
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 in-interface=wlan2 |
Pengaturan Mangle
(Per Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokan trafik
koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok.
Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address,
src-port dan atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway
yang dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket
selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan
pada jalur gateway yang sama juga. Kelebihan dari PCC ini yang menjawab
banyaknya keluhan sering putusnya koneksi pada teknik loadbalancing
lainnya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway.
Sebelum membuat mangle loadbalance, untuk mencegah terjadinya loop
routing pada trafik, maka semua trafik client yang menuju network yang
terhubung langsung dengan router, harus kita bypass dari loadbalancing.
Kita bisa membuat daftar IP yang masih dalam satu network router dan
memasang mangle pertama kali sebagai berikut
/ip firewall address-list
add address=192.168.101.0/30 list=lokal add address=192.168.102.0/30 list=lokal add address=10.10.10.0/24 list=lokal /ip firewall mangle
add action=accept chain=prerouting dst-address-list=lokal add action=accept chain=output dst-address-list=lokal |
Pada kasus tertentu, trafik pertama bisa berasal dari Internet, seperti
penggunaan remote winbox atau telnet dari internet dan sebagainya, oleh
karena itu kita juga memerlukan mark-connection untuk menandai trafik
tersebut agar trafik baliknya juga bisa melewati interface dimana trafik
itu masuk
/ip firewall mangle
add action=mark-connection chain=prerouting connection-mark=no-mark
add action=mark-connection chain=prerouting connection-mark=no-mark |
Umumnya, sebuah ISP akan membatasi akses DNS servernya dari IP yang
hanya dikenalnya, jadi jika anda menggunakan DNS dari salah satu ISP
anda, anda harus menambahkan mangle agar trafik DNS tersebut melalui
gateway ISP yang bersangkutan bukan melalui gateway ISP lainnya. Disini
kami berikan mangle DNS ISP1 yang melalui gateway ISP1. Jika anda
menggunakan publik DNS independent, seperti opendns, anda tidak
memerlukan mangle dibawah ini.
/ip firewall mangle
add action=mark-connection chain=output comment=dns
add action=mark-connection chain=output dst-address=202.65.112.21
add action=mark-routing chain=output connection-mark=dns |
Karena kita menggunakan webproxy pada router, maka trafik yang perlu
kita loadbalance ada 2 jenis. Yang pertama adalah trafik dari client
menuju internet (non HTTP), dan trafik dari webproxy menuju internet.
Agar lebih terstruktur dan mudah dalam pembacaannya, kita akan
menggunakan custom-chain sebagai berikut :
/ip firewall mangle
add action=jump chain=prerouting comment=”lompat ke client-lb”
add action=jump chain=output comment=”lompat ke lb-proxy” |
Pada mangle diatas, untuk trafik loadbalance client pastikan parameter
in-interface adalah interface yang terhubung dengan client, dan untuk
trafik loadbalance webproxy, kita menggunakan chain output dengan
parameter out-interface yang bukan terhubung ke interface client.
Setelah custom chain untuk loadbalancing dibuat, kita bisa membuat
mangle di custom chain tersebut sebagai berikut
/ip firewall mangle
add action=mark-connection chain=client-lb dst-address-type=!local
add action=mark-connection chain=client-lb dst-address-type=!local
add action=mark-connection chain=client-lb dst-address-type=!local add action=return chain=client-lb comment=”akhir dari loadbalancing” /ip firewall mangle
add action=mark-connection chain=lb-proxy dst-address-type=!local
add action=mark-connection chain=lb-proxy dst-address-type=!local
add action=mark-connection chain=lb-proxy dst-address-type=!local add action=return chain=lb-proxy comment=”akhir dari loadbalancing” |
Untuk contoh diatas, pada loadbalancing client dan webproxy menggunakan
parameter pemisahan trafik pcc yang sama, yaitu both-address, sehingga
router akan mengingat-ingat berdasarkan src-address dan dst-address dari
sebuah koneksi. Karena trafik ISP kita yang berbeda (512kbps dan
256kbps), kita membagi beban trafiknya menjadi 3 bagian. 2 bagian
pertama akan melewati gateway ISP1, dan 1 bagian terakhir akan melewati
gateway ISP2. Jika masing-masing trafik dari client dan proxy sudah
ditandai, langkah berikutnya kita tinggal membuat mangle mark-route yang
akan digunakan dalam proses routing nantinya
/ip firewall mangle
add action=jump chain=prerouting comment=”marking route client”
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=to-isp1
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=to-isp2
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=con-from-isp1
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=con-from-isp2 add action=return chain=route-client disabled=no /ip firewall mangle
add action=mark-routing chain=output comment=”marking route proxy”
add action=mark-routing chain=output connection-mark=con-from-isp2 |
Pengaturan Routing
routing berdasar mark-route yang sudah kita buat. Disini kita juga akan
membuat routing backup, sehingga apabila sebuah gateway terputus, maka
semua koneksi akan melewati gateway yang masing terhubung
/ip route
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 |
Pengujian
koneksi), kita hanya mendapatkan speed 56kBps (448kbps) karena pada
saat itu melewati gateway ISP1, sedangkan jika kita mendownload file
(membuka koneksi baru) lagi pada web lain, akan mendapatkan 30kBps
(240kbps). Dari pengujian ini terlihat dapat disimpulkan bahwa
dan mendekati seimbang jika semakin banyak koneksi (dari client) yang terjadi.
yang lebih optimal.
yang pasti berhasil baik di semua jenis network, karena proses penyeimbangan dari
traffic adalah berdasarkan logika probabilitas.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.