CPR atau cost per reault, atau bisa juga disebut CPA (Cost Per Acquistion) merupakan endpoint akhir dari strategi ads. Setiap bisnis yang menggunakan paid ads sebagai strategi marketing, pasti akan bersinggungan dengan CPR
The problem is, optimasi CPR bisa sangat tricky dan menguras tenaga.
Tentu kita tahu bahwa faktor CPR sangatlah banyak, mengingat dia adalah endpoint dari ads
Faktor-Faktor Penentu CPR
Bergantung pada platform ads yang anda gunakan, faktor penentu nilai CPR juga berbeda.
Sebagai gambaran, saya akan memberikan faktor CPR yang ada di PPC dan di Facebook Ads
PPC:
- Cost per Click (CPC)
- Conversion rate (CVR)
Facebook Ads:
- Cost Per Mile (CPM)
- CTR
- Conversion rate (CVR)
Faktor-faktor di atas adalah faktor yang berperan secara langsung. Artinya ketika ada angka dari metrik di atas yang berubah, maka CPR akan langsung ikut berubah.
Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana cara kita mengontrol CPR?
Bagaimana Cara Mengontrol CPR?
Anggap saja posisi kita sekarang ada di data di bawah:
Bagaimana kita bisa “menurunkan” CPR tersebut?
Definisikan konversi sesuai profil audience
Hal termudah yang bisa kita lakukan adalah dengan menyesuaikan definisi konversi yang dibutuhkan
Misalnya dari yang sebelumnya isi form, diganti menjadi contact WA
Mengganti definisi konversi biasanya dimulai dari menganalisa barrier to entry. Misalnya, orang lebih parno ketika diminta isi form daripada contact ke WA
Namun dengan mengganti definisi konversi, akan ada beberapa konsekuensi
Salah satu yang paling sering terjadi adalah konversi yang didapatkan tidak lagi relevan atau berkurang relevansinya.
Apalagi kalau kita membahas konversi lintas journey. Seperti mengganti definisi konversi “sales” ke “leads” yang artinya akan kurang relevan, jika kita bahas dari sisi profitability
Dampak dari mengganti definisi konversi adalah meningkatnya Conversion Rate, karena barrier untuk convert menjadi lebih kecil
Kalau gitu ganti ke konversi yang gampang-gampang aja kan? CPR auto murah bos!
Ya tidak bisa begitu
Makanya saya tulis sesuai dengan profil audience, kalau memang profil audience-nya sudah siap untuk purchase ya silahkan jalan purchase
Tapi kalau tidak, jangan dipaksa. Karena akan percuma….
Sesuaikan journey
Ini nyambung dengan poin pertama tadi
Profil audience sangatlah berkaitan erat dengan journey
Misalnya untuk cohort orang yang ada di tahap awareness, orang yang baru terpapar brand anda, jelas tidak bisa langsung disuruh purchase
Karena masih banyak hal yang harus mereka lihat terlebih dahulu
Seperti trust, testimoni, cara kerja, dan banyak lagi
Tentu anda tidak bisa langsung menembak audience jenis ini langsung ke pembelian
Bagaimana kalau tetap ngotot? Ya udah CPR-nya akan sangat mahal. Sesimpel orang belum begitu paham dengan brand anda, lalu dipaksa membeli. Anda sendiri apakah mau?
Kontrol targeting
Meskipun sekarang sudah eranya Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML), kita sebenarnya tetap bisa mengontrol pool audience yang digunakan
Contoh Implementasi Lookalike Audience di Meta Ads |
Contohnya seperti menggunakan Lookalike audience, sehingga platform bisa mendapatkan gambaran user yang seperti apa yang mau dijangkau
Tidak disarankan menggunakan Laser Targeting (menggunakan fitur define further yang berlapis), mengingat perilaku pengguna masa kini yang sudah sangat complex
Contoh kasus?
Targeting ini memang cukup tricky ya
Ingat user mungkin tidak menunjukkan interest yang sama dengan apa yang ingin mereka beli saat itu
Contoh orang yang mau membeli mobil, belum tentu engage dengan konten2 mobil. Tapi malah engage dengan konten finansial, karena dia mau mengumpulkan uang untuk membeli mobil
Orang yang mau menggunakan jasa digital marketing, juga belum tentu aktif menyukai kreator digital marketing.
Karena itu penggunaan laser targeting di era sekarang itu kurang disarankan. Plus platform advertising sekarang juga semakin menghilangkan batasan-batasan targeting, seperti:
- Semakin longgarnya batasan keyword match type pada Google Ads
- Sebagian besar opsi targeting di Meta Ads dihapus
- Opsi “optimized reach” yang menyala secara otomatis di Meta Ads
Karena itu, sekarang lebih disarankan untuk menggunakan first party data, alias data anda sendiri
Contohnya ya seperti lookalike audience itu
Kenapa? Karena audience-audience itu yang paling menggambarkan customer-customer anda
Contoh anda mengupload lookalike audience dari orang-orang yang melakukan pembelian di website
Jelas optimasi penayangannya akan jauh lebih efektif daripada hanya menyetel targeting untuk orang-orang yang tertarik pada konten tertentu
Optimasi landing page
Landing page anda itu ibarat toko fisik di dunia nyata
Jika toko fisik anda nggak jelas, bagaimana customer mau membeli?
Landing page yang bagus juga tidak berarti harus adu banyak tulisan atau terlalu banyak gambar
Yang terpenting adalah relevan dan memperkuat starement dari materi promosi di ads yang digunakan
Contoh kalau ads-nya ada diskon 50%, ya pastikan itu diinfokan juga di Landing Page. Jika tidak, user berpotensi bingung apakah promo masih berlaku atau tidak. Dan tentu akan berdampak pada nilai CPR nantinya
Tingkatkan “trust” dan “emotion”
Saya sering menulis bahwa digital marketing tidak hanya terbatas pada keahlian menyetel dashboard iklan
Tapi juga bagaimana kita bisa bersimpati pada calon customer
Dan terkadang customer itu memilih brand karena ikatan emosi, bukan hal logis
Contohnya, kalau anda pebisnis atau marketer, anda pasti pernah melihat kompetitor anda yang harganya lebih mahal tapi tetap aja pada beli di sana
Bisa jadi karena ikatan emosi customernya sudah kuat
Ikatan emosi bisa diraih dari berbagai jalan, berikut beberapa contohnya:
- Menghadirkan sosok di dalam brand, seperti influencer, BA, atau sejenisnya
- Membangun narasi dan brand story secara ringan dan relate dengan customer, tidak melulu membuat materi promosi dengan barrier to entry yang tinggi
- Memberikan pelayanan yang baik, seperti fast respon ketika dihubungi
Cara terakhir ini juga merupakan cara paling efektif untuk menurunkan CPR, tidak ada lagi yang bisa menahan bisnis anda jika customer sudah percaya dan loyal
CPR Sudah Rendah, Lalu Apa?
Seperti yang sudah diinfokan, CPR ada banyak macamnya. Apabila CPR anda ternyata rendah, tapi bottom line bisnis tidak begitu ada perubahan berarti ada yang salah dengan definisi “result” yang anda kirimkan ke ads
So, jangan hanya berhenti sampai “CPR udah bagus nih”. Coba analisa lagi apakah CPR itu sudah reflect ke hasil langsung di perusahaan atau tidak
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.