KISAH PILU KERINDUAN
BILAL KEPADA RASULULLAH
Dikutip dari akun
instagram @fiqihwanita_ -Sudah lama Bilal tak mengunjungi Madinah, hingga
sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya,
“Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa ? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku ?
Mengapa sampai seperti ini ?” Bilal pun bangun terperanjat, segera ia
mempersiapkan perjalanan ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah. Sekian
tahun sudah dia meninggalkan Rasulullah. Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan
melepas rasa rindunya pada Rasulullah, kepada Sang Kekasih.
Saat itu, dua pemuda
yang telah beranjak dewasa mendekatinya. Keduanya adalah cucu Rasulullah Hasan dan
Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua itupun memeluk
kedua cucu Rasulullah tersebut.
Salah satu dari
keduanya berkata kepada Bilal, “Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan
adzan untuk kami ? Kami ingin mengenang kakek kami.” Ketika itu, Umar bin Khattab
yang saat itu telah menjadi Khalifah, melihat pemandangan mengharukan tersebut, dan
beliaupun juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja. Bilal
pun memenuhi permintaan itu.
Saat wktu shalat
tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.
Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan
olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua
terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan
Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.
Ketika Bilal
meneriakkan kata ‘Asyhadu an laa ilaha illallah’, seluruh isi kota madinah
berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan
mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan ‘Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah’, Madinah
pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat
masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya.
Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat
oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada
Rasulullah diantara mereka. Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi
Bilal setelah Rasulullah wafat. Allahumma shali ala muhammad..
pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat
masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya.
Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat
oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada
Rasulullah diantara mereka. Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi
Bilal setelah Rasulullah wafat. Allahumma shali ala muhammad..
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.