Artikel

ORANG KAYA VS ORANG MISKIN

Copas statusnya mas Ahmad
sofyan hadi di Kangen Amazing Team Tentang Mental Miskin dan Mental Kaya….. Perbedaan
mendasar dari orang kaya dan miskin adalah sikap terhadap harta. Orang kaya
cenderung ingin memberi sedangkan orang miskin cenderung ingin diberi. Paling
kentara adalah saat pembagian sembako gratis atau apa pun yang gratis. Orang
miskin merasa paling layak dan berhak mendapatkan jatah.

Beda dengan orang kaya, paling getol bagi-bagi terutama
saat momen lebaran, anak-anak paling suka silaturahmi ke rumah mereka. Termasuk
saya dulu, saat masih kecil, masih lucu dan imut kala itu. Sekarang juga sih…
Eh gak penting.


Kembali ke masalah kekayaan,
ternyata kekayaan bisa dipelihara layaknya memelihara hewan kesayangan seperti
komodo, buaya, atau macan tutul. Maaf, maksudnya kucing, kura-kura, serta ikan
hias. Caranya dengan menyediakan kandang atau tempat hidup yang cocok untuk
hewan kesayangan itu. Simple.

Barangkali analogi yang paling pas adalah memelihara ikan
hias, syaratnya kita perlu menyiapkan akuarium.Atau ingin mengundang kupu-kupu,
syaratnya buatlah taman di depan rumah kita sehingga kupu-kupu datang sendiri.

Nah kekayaan pun begitu. Kalau mau memelihara kekayaan,
siapkan “kandangnya” agar kekayaan nyaman dan betah berlama-lama di
rumah kita.

Buatlah taman yang membuat
kekayaan datang sendiri layaknya kupu-kupu yang hinggap di ujung bunga. Pertanyaannya
adalah apa yang menjadi “kandang” kekayaan? Lalu bagaimana cara
perawatan kekayaan agar dia tumbuh besar dan semakin besar?

Saya yakin Anda yang membaca tulisan ini tidak sabar
dengan jawabannya dan semakin Anda penasaran, semakin Anda bertekad untuk
menuntaskan membaca tulisan ini hingga selesai.

Baiklah saya buka rahasianya. Ternyata
yang menjadi kandang kekayaan atau taman yang bisa mengundang kekayaan layaknya
kupu-kupu yang datang sendiri adalah MEMBERI.

Jadi memberi bukanlah karena kaya, tapi cara mengundang
kekayaan. Kenapa orang kaya suka memberi? Karena dengan cara itu mereka
-sebenarnya- menjadi kaya dan bahkan semakin kaya.

Pertanyaannya, bagaimana cara
memberi bagi orang miskin? Bukankah dia tidak memiliki apa yang mau diberi? Ternyata,
memberi bukanlah masalah materi. Tapi masalah NIAT. Bila dimulakan dari niat,
maka akan menjalar ke semua SIKAP.

Nah sikap memberi ini menjadi pangkal PEMBERIAN.
Maksudnya?

Sebagai pengguna angkutan umum,
rebutan tempat duduk sudah menjadi hal yang lumrah. Saking ingin dapat tempat
duduk, pintu bis yang lebarnya gak sampai 1 meter dijejali oleh 20 orang
sekaligus.Itu pengalaman saya dulu.Sampai saya merasa percuma dan memutuskan
untuk masuk paling akhir walau pun artinya tidak mendapat tempat duduk.Kenapa?
Karena sekalipun mendapat tempat duduk, bila ada wanita atau orang tua yang
berdiri, saya selalu mengalah memberikan tempat duduk ke mereka.

Jadi buat apa rebutan tempat
duduk kalau akhirnya berdiri juga? Saat itu saya miskin, rajin antri di tiap
pembagian sembako gratis atau pasar murah. Tapi saya suka memberi, memberi
tempat duduk ke orang yang lebih perlu. Jadi, memberi tidak melulu materi.
Sekedar mengalah dari antrian untuk mengutamakan orang lain pun termasuk
memberi.

Dalam kapasitas kita, selalu ada kesempatan memberi. Saya
menyebutnya KONTRIBUSI. Kita mampu memberi kontribusi pada kehidupan orang
lain. Di posisi apa pun level kehidupan kita.

Orang miskin berfokus pada
menerima kontribusi. Dia berfikir dan bertindak CARA MENERIMA ATAU MENDAPAT kontribusi
dari orang lain.

Jadi, orang miskin akan mengakali
cara memanfaatkan orang lain demi mendapat kontribusi dari orang itu. Saya
yakin ini bukan Anda yang sedang membaca tulisan ini. Sedangkan orang kaya
berfokus cara memberi kontribusi pada kehidupan orang lain. Dia berfikir cara
MEMBERI MANFAAT kepada sesama. Mungkin Anda perawat yang jaga malam, daripada
hitung-hitungan jam kerja, Anda malah berfokus meringankan penderitaan pasien dengan
pelayanan yang lebih baik dan lebih tulus.

Inilah “kandang” kekayaan. Atau Anda seorang
staff biasa, daripada hitung-hitungan bonus, Anda berfokus membuat atasan Anda
merasa beruntung mempekerjakan Anda dan rekan kerja Anda merasa bahagia
terhadap kehadiran Anda.

Inilah “taman” kekayaan. Jadi dalam benak Anda
hanya ada satu: Bagaimana caranya berkontribusi pada kehidupan sesama? Inilah
cara merawat kekayaan! Selama Anda berfokus pada apa yang (seharusnya) Anda
dapat, selama itu pula Anda berada pada kelompok orang miskin.

Sebanyak apa pun uang yang berhasil Anda dapatkan,
sebanyak itu pula yang Anda habiskan. Efeknya kekurangan lagi. Tapi bila Anda
mampu berfokus apa yang (seharusnya) Anda beri, selama itu pula Anda telah
(menjadi) kaya. Sekecil apa pun uang yang Anda terima, tak akan membuat Anda
kekurangan apalagi menderita. Selalu saja ada jalan dan ada solusi atas
tantangan yang Anda hadapi.

Dan sejujurnya, tulisan ini adalah cara saya
berkontribusi kepada Anda.

Sekarang, di posisi manakah Anda berada? Lalu kontribusi
apakah yang akan Anda berikan?

Wallahu ‘alam

Depok, 14 Januari 2017

Ahmad Sofyan Hadi 

Sumber : Wall FB Bu
Indah Muliati


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top