Saya menulis artikel ini karena tertarik dengan semaraknya hobi/minat/animo dari masyarakat mengenai berbagai jenis bebatuan baik ‘hunting’ perorangan untuk koleksi pribadi sampai pameran-pameran yang diramaikan oleh pihak produsen/penjual maupun pembeli bahkan kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh pemilik-pemilik bebatuan tingkat daerah maupun nasional.
Kadang dalam diri kita bertanya ‘kok bisa mahal ya harganya? Sampai berjuta-juta bahkan miliaran rupiah, ‘kok mau beli cuma untuk satu biji?’, ‘Masa sih bisa punya kekuatan gaib/mistis?’, dan lain sebagainya.
Disini saya sadar bukan seorang ahli/expert/berpengalaman maupun hendak menentang pendapat seorang ahli gaib dimana sebuah batu memiliki ‘khodam’/memiliki kekuatan mistis (saya tetap berpegang teguh kekuatan terbesar adalah berdoa/bersembahyang memohon kepada Nya bukan melakukan hal ‘syirik’ mempercayai sesuatu kekuatan dari sebuah batu).
Sebagai contoh kita sering mendengar kekuatan batu dari ‘Merah Delima’ dimana batu tersebut bisa menembus warnanya melewati 7 gelas yang dijejer diisi air putih/tawar dimana air di dalam gelas tersebut menjadi warna merah karena pemendaran cahaya dari batu tersebut, ada pula bila batu tersebut ditaruh di mangkuk yang diisi air putih/tawar maka air tersebut akan menjadi warna merah, tapi kenyataannya adakah yang punya batu Merah Delima semacam itu (yang saya baca berita semuanya palsu tidak ada yang menampilkan Merah Delima asli yang memiliki kekuatan seperti yang digembar gemborkan). Dan memang ada satu batu yang dicelupkan ke mangkuk berisi air putih/tawar maka air tersebut berubah menjadi warna merah, batu tersebut adalah batu Darah (Blood Stone), dan bila batu tersebut diangkat ke permukaan airnya tetap berwarna merah tidak kembali ke air putih/tawar.
Nah kenapa Merah Delima yang ada harganya mahal? Alasannya karena batu Merah Delima termasuk jenis bebatuan langka dan berkelas ruby dimana tingkat dari kebeningan, berserat didalam batu yang halus, membuat batu itu sangat berkelas/bergengsi dan diuber oleh kolektor-kolektor bebatuan yang berduit. Jadi Merah Delima itu memang ada dan mahal harganya bukan karena isu/rumor yang beredar tetapi memang kelas dari batu tersebut (contoh: kenapa tidak ada isu/rumor yang menggila dengan kekuatan gaib…bla-bla…untuk sebuah batu Berlian/Diamond?).
Contoh berita lain mengenai Merah Delima seperti menambah wibawa/jati diri pemakai, disukai lawan jenis, disegani….jawabannya ya pastilah bila kita memakai 1 buah cincin dengan batu Merah Delima asli dimana harganya berjuta-juta bahkan miliaran rupiah menambah percaya diri/wibawa tentunya,banyak disukai lawan jenis, lah kita orang kaya bayangi saja harga yang fantastis hanya untuk dipakai di jari sedangkan orang lain buat beli rumah/mobil, jelas disini si pemakai cincin uangnya ‘luber’, betul?.
Disini saya memberanikan diri untuk memberikan tips/info semoga bermanfaat bagi pembaca bila ingin memiliki sebuah batu (ruby, permata, berlian/diamond dan sampai dengan akik). Yang membedakan jenis bebatuan ini adalah tingkat kekerasan/kristalisasi dalam proses pembentukan dari alam dimana ruby adalah jenis yang paling mudah retak/pecah dan berlian adalah yang paling keras (berlian bisa dibuat untuk memotong kaca dan di pasaran juga ada kertas serbuk berlian yang bisa dipakai untuk menggosok batu jenis lain menjadi lebih bening). Pembahasan ini dibagi 2 yaitu, non berlian/diamond dan berlian/diamond karena batu jenis berlian/diamond ini punya standar yang paten sehingga untuk kena ‘tipu’ lebih susah. Sedangkan yang non berlian/diamond dimana jenisnya sangat banyak dan harga/nilai jual bisa tergantung dari kualitas, ketertarikan akan batu itu, promosi dari penjual, rumor-rumor sehingga rentan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
I. Non berlian/diamond
Tingkat keaslian
Jelas disini kita membeli batu untuk yang asli, memang ada yang ‘KW’? Yang dimaksud ‘KW’ disini adalah masakan/olahan bukan bentukan dari alam. Untuk membedakan mana yang asli dan mana yang masakan bisa kita lakukan sebagai berikut :
A. Raba
Untuk jenis bebatuan yang asli bila kita raba terasa kasat tidak selicin masakan.
B. Celup ke air
Untuk bebatuan yang asli, air tidak langsung kering di atas permukaannya, masih ada sisa-sisa air (basah-basah) dikarenakan bebatuan yang asli permukaannya ‘berpori’ tidak seperti permukaan batu masakan langsung kering
C. Tetesin air menggunakan ujung jari dan balik batu tersebut
Untuk bebatuan yang asli air tidak langsung jatuh tetapi mencembung dari permukaan batu sedangkan yang masakan langsung menetes, hal ini sama alasannya karena yang asli berpori-pori tidak selicin/rata untuk yang masakan.
D. Tempel ke pipi
Untuk bebatuan yang asli terasa dingin kalau yang masakan tidak.
E. Bakar dengan korek api
Lho kok dibakar? Mana boleh? Bisa kena marah dengan penjualannya. Tentunya seijin dari penjual dan bakar sepintas saja….daripada kena tipu. Yang asli pasti menghitam dan di lap butuh usaha lebih tapi bekas hitamnya pasti hilang sedangkan yang masakan dilap dengan mudah bekas hitam langsung hilang disamping itu yang asli terasa lebih hangat, itu semua karena yang asli memiliki pori-pori sedangkan yang masakan licin.
F. Sertifikasi
Nah sekarang sudah lebih mudah dibandingkan beberapa tahun yang silam sebab saat ini sudah banyak penjual menyertifikat tentang keaslian, besar/berat, nama dari batu tersebut, dan sebagainya dari lembaga yang berwenang (Gemologi Laboratorium), salah satunya dari Pegadaian. Jadi kita tidak usah repot-repot melakukan cara-cara tradisional lagi cukup melihat dan membaca spesifikasi yang tertulis di sertifikat yang autentik.
Berserat atau tidak (bening)
Untuk bebatuan jenis yang asli bila kita arahkan ke sinar atau kita senter, di dalam bebatuan itu terlihat ada serat sedangkan yang masakan pasti tidak ada yang berserat. Nah berhati-hatilah bila membeli jenis batu yang tidak berserat ini sangat beresiko untuk memperoleh yang masakan/palsu. Oleh karena itu uji sederhana seperti pembahasan sebelumnya perlu dilakukan. Kadang ada jenis bebatuan yang berseratlah lebih bernilai, maka pembaca mesti tahu terlebih dulu jenis bebatuan yang hendak dibeli apakah memiliki serat di dalamnya atau jenis bebatuan yang bening.
Pemeliharaan
Untuk kita yang suka ‘hunting’ bebatuan entah membeli dari penjual di pinggir jalan, kios-kios batu, atau penjual perorangan. dan lain-lain, tentunya kita selalu ingin meningkatkan penampilan dari batu tersebut (bertambah kinclong) baik untuk penampilan diri kita sendiri, menambah koleksi, maupun dijual lagi untuk memperoleh keuntungan.
Disini saya berikan beberapa cara dimana biasa dilakukan bagi orang-orang yang memiliki hobi merawat batu:
- Secara berkala batu itu dicuci pakai pasta/sabun mandi dan dibilas air hangat.
- Gosok dengan kertas serbuk berlian dimana bisa kita beli di penjual batu.
- Gosok dengan daun pisang kering.
- Gosok dengan bambu, cuma ini perlu hati-hati jangan sampai menggores permukaan dari batu tersebut
- Untuk yang tidak mau repot, cukup direndam menggunakan air kelapa semalaman.
- Permukaan batu diolesin menggunakan baby oil ataupun minyak zaitun (instanly batu tersebut lebih kinclong).
II. Berlian/diamond
Untuk jenis batu ini tergolong paling keras dan harganya paling wah tetapi lebih paten kualitas dan harganya…jauh dari rumor-rumor tentang gaib/khodam.
Dalam menentukan kualitas dan tentunya juga harga dari berlian/diamond, mungkin pembaca sudah mengetahui, yang kita kenal dengan 5’ C of Diamond yaitu :
Karat (Carat)
Yang dimaksud karat adalah besar maupun berat dari batu ini. Tentunya semakin besar karatnya semakin mahal
Potongan (Cut)
Potongan ini digunakan sebagai model dari berlian sekaligus kerapihan/kehalusan bidang dari batu tersebut. Berlian biasanya dipotong dalam bentuk kerucut dimana bagian atas datar bersegi enam ke arah bawah meruncing. Tapi sejalan dengan mode potongan berlian bisa dibuat opal bahkan segi delapan permukaannya. Yang jelas bentuk potongan ini bisa membuat batu ini bagus dalam memendarkan cahaya bila tersorot oleh sinar (shiny/gemerlap).
Warna (Color)
Berlian yang berkualitas bagus, dia memendarkan cahaya putih semi kebiru-biruan
Kejernihan (Clearity)
Jelas semakin bening pastinya semakin berkualitas, tembus pandang, tidak ada bayangan seperti titik/gelembung air bila dilihat lewat kaca pembesar.
Sertifkasi (Certificate)
Kembali lagi apapun kalau sudah tertulis di sertifikat secara otentik ini lebih mudah menjamin dari tingkat kualitas, yang perlu diperhatikan pihak pengeluar sertifikat jangan sampai yang abal-abal.
Demikian yang saya tulis, saya sadar bahwa masih jauh dari kesempurnaan dan tidak bermaksud menggurui bahkan menyudutkan pihak-pihak lain, tujuan saya semata untuk berbagi info siapa tau sedikit berguna minimal sebagai teman minum kopi disaat rehat sambil membaca tulisan ini.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.