Tokoh

Sutan Syahrir “Negarawan Yang Terlupakan”

Negarawan Humanis, Demokrat Sejati yang mendahuui zamannya itu
namanya Sutan Syahrir, siapa yang tidak kenal dengan sutan syahrir, seorang
pahlawan, politikus, negarawan yang namanya tidak terlalu mencuat ke publik
karena dibayang-bayangi nama besar Soekarno dan Moh. Hatta. 

Sutan Syahrir atau yang lebih akrab dipanggil Bung Syahrir.
Merupakan Pahlawan Nasional kelahiran Ranah Minang 5 Maret 1909 tepatnya di Padang
Panjang. Bung Syahrir seorang negarawan, Seorang pemikir yang mendahului
zamannya
yang
memandang politik bukan hanya sebagai proyek, tetapi kehidupan itu sendiri. Ia
seorang demokrat sejati dan pejuang kemanusiaan yang berpandangan bahwa
nasionalisme harus tunduk pada kepentingan demokrasi. Tanpa demokrasi
nasionalisme akan kembali bersekutu dengan feodalisme yang mengarah fasisme.
Maka, lahirlah apa yang dinamakannya sebagai sosialisme-demokrasi atau
sosialisme kerakyatan. Kunci sosialisme kerakyatan adalah ”kemanusiaan”.
Menurut Sjahrir, kemanusiaan ialah kepercayaan pada persamaan, keadilan, kerja
sama sesama manusia.

Bung Syahrir seorang politikus dengan prinsip
tidak pernah mendendam, hal yang sangat kontras sekali dengan para
politukus di zaman sekarang ini. cita-cita beliau hanya ingin mensejahterakan
rakyat. walaupun sering berbeda pendapat dan bertengkar dengan Bung Karno
. Beliau sama sekali tidak pernah menaruh rasa benci kepada bung karno
karena sejatinya tujuannya hanya ingin mensejahterakan rakyat. 

Pengasingannya dipenjara dari tahun 1962 hingga
1965 merupakan akhir perjuangannya. hal ini disebabkan 
kasus PRRI tahun 1958, hubungan Sutan Syahrir dan
Presiden Soekarno
 memburuk sampai akhirnya partainya PSI dibubarkan pada tahun
1960. Tahun 1962 hingga 1965, Syahrir ditangkap dan dipenjarakan tanpa
diadili sampai menderita stroke. Setelah itu Syahrir diizinkan
untuk berobat ke Zurich Swiss, salah seorang kawan dekat yang pernah menjabat
wakil ketua PSI Sugondo Djojopuspito mengantarkannya di Bandara Kemayoran dan
Syahrir memeluk Sugondo dengan air mata. Sjahrir akhirnya meninggal di
Swiss pada tanggal 9 April 1966.

Karir politik Sjahrir bisa digambarkan sebagai
berikut : Sjahrir telah meraih posisi terkemuka dan mengalami kemerosotan pada
usia dini. Dibuang ke Boven Digul pada usia 25 tahun. Diangkat selaku perdana
menteri pada usia 36 tahun, disingkirkan dari jabatan negara pada usia 40
tahun. Sejarah mencatat bahwa Sjahrir sempat menjalani tahan rumah pada era
Soekarno karena partai bentukannya saat itu ( Partai Sosialis Indonesia )
dianggap terlibat dalam peristiwa PRRI/Parmesta.

Sumber: Kompas, Wikipedia, sekedarcatatan.net (gambar)


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top